Lapak Online Indonesia Tembus Rp 94,4 Triliun
Jakarta - Jumlah pengguna internet Indonesia yang suka belanja online diyakini Google meningkat. Tak heran jika banyak yang memprediksi bahwa peredaran uang di dunia maya juga ikut melonjak.
Berdasarkan temuan yang dilansir lembaga riset Taylor Nelson Sofres (TNS), pada tahun 2013 lalu jumlah transaksi online di Indonesia tembus USD 8 miliar (sekitar Rp 94,4 triliun). Angka ini diproyeksi terus meningkat hingga tembus USD 24 miliar pada 2016 nanti.
Nilai tersebut bukan tanpa alasan. Sebelumnya, Google dan TNS juga sudah melakukan riset soal perilaku konsumen online di Indonesia.
Riset ini diikuti oleh 1.300 koresponden dengan rentang usia 18-50 tahun di 12 kota: Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Padang, Manado, Makassar, Pontianak, Banjarmasin dan Jakarta.
Dari situ terlihat bahwa banyak orang Indonesia yang mulai gemar berbelanja online. Pakaian menempati peringkat pertama barang yang paling sering dibeli, sementara gadget nomor dua, consumer electronic ketiga, buku keempat, dan ada pula yang membeli kebutuhan dapur via internet.
Tumbuhnya para online shopper tentu disambut baik para pelaku industri yang memanfaatkan internet. Mereka yang tergabung dalam Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) kini sedang menyiasati strategi untuk memanjakan para pelanggannya.
"Para pelaku industri bersemangat melihat pertumbuhan yang cepat. Dengan memperlajari prilaku konsumen kita lebih mendalam, maka kita bisa memberkan penawaran yang sesuai dengan keinginan mereka," kata Ketua Umum idEA, Daniel Tumiwa.
Pun begitu, pasar e-commerce di Indonesia dinilai belum matang. Penjual dan pembeli di dunia maya masih dalam tahap pembelajaran, entah soal metode pembayaran, kepercayaan, hingga dari sisi keamanan yang masih jauh dari siap.
"Sampai saat ini masih banyak konsumen yang belum memahami seluruh faktor dalam dunia e-commerce," tandas Daniel, saat ditemui detikINET di kawasan niaga SCBD, Rabu (11/6/2014).
Sumber : Detik.com
0 comments: